Maraknya Sogok Hingga Menjadi Budaya

Ditengah keberagaman budaya di dunia, ada beberapa aspek yang menimbulkan perdebatan, salah satunya adalah praktik budaya sogok. Dalam kehidupan beberapa masyarakat sogok telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari -hari, sementara di tempat lain ada yang menganggap hal tersebut sebagai tindakan yang kontroversial.
Sogok dapat diartikan sebagai pemberian sesuatu atau hadiah dengan maksud maksud tertentu dengan harapan memperoleh keuntungan. Yang terjadi dalam beberapa konteks, seperti konteks bisnis, politik, maupun dalam kehidupan sosial. Contohnya dalam dunia bisnis sering kali melibatkan pemberian sogok kepada pejabat, karyawan serta pihak- pihak tertentu yang terkait dalam melancarkannya suatu transaksi atau agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Disinilah dampak dari budaya sogok yang dapat merusak suatu integritas suatu instansi atau lembaga. Dalam artikel ini saya akan membahas dan mengungkap secara mendalam perihal mengapa praktik budaya sogok semakin marak di era sekarang. Apa dampak budaya tersebut terhadap kehidupan kita, serta perlunya pemberantasan budaya tersebut.
- Pertama kita akan membahas beberapa sebab atau faktor mengapa budaya sogok semakin marak di era sekarang:
- Adanya tekanan ekonomi yang dapat mendorong seseorang atau satuan bisnis untuk mencari cara-cara yang tidak sesuai atau tidak etis, seperti hal nya memberi sogok,hal tersebut menjadi upaya untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang lebih banyak.
- Lemahnya sistem pengawasan dan kurangnya penegakan hukum yang dapat menciptakan efek jera. Dimana pelaku akan merasa lebih bebas untuk melakukan suatu praktik budaya sogok tanpa khawatir dan takut akan sanksi. Serta banyak lagi faktor penyebab maraknya budaya sogok.
- Kedua kita akan menjelaskan lebih rinci dampak dampak atau pengaruh budaya sogok terhadap kehidupan kita.
Ada beberapa dampak dari budaya sogok yang dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan kita salah satunya dari pemerintahan, bisnis, dan hubungan sosial.
Dampak budaya sogok dalam konteks pemerintahan yaitu dapat merusak prinsip demokrasi dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga publik atau pemerintahan. Contohnya seringkali mempengaruhi proses pengambilan keputusan di tingkat pemerintahan.
Pejabat yang menerima suap atau sogokan cenderung membuat keputusan yang lebih condong kepada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu daripada kepentingan umum. Hal ini dapat mengakibatkan proyek-proyek yang bermasalah, serta dapat menimbulkan ke tidak adil-an atau ketidaksetaraan dalam mendistribusi kekayaan.
Selanjutnya dalam dunia bisnis, budaya sogok dapat menciptakan lingkungan yang tidak adil. Perusahaan yang menggunakan sistem sogokan untuk memenangkan suatu proyek dapat menghancurkan persaingan antar perusaan. Yang dampaknya akan meluas ke masyarakat, dikarenakan dalam hal ini dapat menimbulkan penghambatan pertumbuhan ekonomi dan akan menimbulkan ketidaksetaraan ekonomi.
Sementara itu, dalam hubungan sosial, praktek budaya sogok dapat merusak norma-norma moral dan etika. Masyarakat yang menerima sogokan atau suap mungkin akan kehilangan kepercayaan satu sama lain, yang mana hal ini dapat merusak struktur sosial yang telah ada.
Baca Juga: SELF CARE DALAM PERSPEKTIF ISLAM
- Ketiga atau yang terakhir disini, saya akan membahas tentang perlunya pemberantasan terhadap budaya sogok.
Sebagai masyarakat yang berpendidikan dan bisa berpikir secara logis. Kita harus ikut serta dalam mengatasi atau memberantas budaya tersebut, karena banyaknya dampak negatif yang akan terjadi. Jika kita tidak segera memberantasnya dengan beberapa upaya salah satunya adalah;
- Memperkuat Sistem Pengawasan
Pemerintah dan beberapa lembaga terkait harus meningkatkan sistem pengawasan untuk mencegah terajadinya praktik sogok. Sistem pengawasan yang ketat dapat menjadi cara yang efektif untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan
- Hukuman yang Tegas
Memberlakukan hukuman yang tegas dan memberikan sanksi yang memberatkan bagi pelaku suap menyuap merupkan Langkah yang efektif agar pelaku menjadi jera dan tidak melakukan praktik tersebut secara berulang.
- Partisipasi Masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan dapat menjadi kekuatan tambahan. Kampanye sosial dan pendidikan masyarakat mengenai bahaya korupsi dapat membantu menciptakan budaya yang menolak praktik sogok.
Pemberantasan budaya sogok memerlukan Kerjasama kerjasama dan komitmen komitmen yang kuat dari pemerintah, lembaga pemerintahan, dan masyarakat. dengan upaya bersama, kita dapat membangun negara yang bersih, dan bertanggung jawab.
Dibawah ini saya akan menyebutkan hadis tentang larangan budaya sogok atau suap dalam hadis Riwayat Abu daud
– عَن عبد الله بن عمرو رَضِي الله عَنْهُمَا قَالَ لعن رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم الراشي والمرتشي رَوَاهُ أَبُو دَاوُد وَالتَّرْمِذِي وَقَالَ حَدِيث حسن صحيح وَابْن مَاجَه وَلَفظه قَالَ رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وسلم لعنة الله على الراشي والمرتشي وَابْن حبان في صحيحه وَالْحَاكِمِ وَقَالَ صَحِيح الإسناد
Yang artinya ; Dari Abdullah bin Umar R.a. berkata Rasulullah melaknat orang pesuap dan yang menyuap .Allah melakanat orang yang menyuap dan orang yang menerima suap. Yang disebutkan dalam hadts Riwayat Abu Daud Radiallahu Anhu.
Baca juga: Hutan Akejira: Sakralitas, Hukum Adat, dan Eksploitasi bagi Masyarakat Tobelo